Nama : Aranita Devista
NPM : 11209516
Kelas : 3EA11
MK : Perilaku Konsumen (soft skill)
Dosen : Seno Sudarmono Hadi
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pegertian Perilaku Konsumen
1.1 Latar Belakang
Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen? Mengapa bidng ini mendapat pengakuan yang semakin luas sebagai disiplin akademik dan bidang penelitian? Pertanyaan ini dan banyak pertanyaan lain dipertimbangkan, yang membangun suatu kerangka konsep yang esensial.
Pada bab ini memiliki kepentingan khusus : bab ini menyajikan tinjauan umum tentang perilaku konsumen, pemikiran yang benar tentang konsumen dan penelitian konsumen sebagai bidang dinamis.
1.2 Landasan Teori
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
1.3 Tujuan
a. Supaya dapat mengetahui perilaku-perilaku apa saja yang dilakukan konsumen.
b. Supaya dapat mengetahui pemikiran yang benar mengenai konsumen.
c. Supaya dapat mengetahui penelitian konsumen di bidang dinamis.
II. Segmentasi Pasar Dan Analisis Demografi
2.1 Latar Belakang
Apa yang dimaksud dengan segmentasi pasar dan analisis demografi? Mengapa bidang ini mendapat pengakuan yang semakin luas sebagai disiplin akademik dan bidang penelitian? Pertanyaan ini dan banyak pertanyaan lain dipertimbangkan, yang membangun suatu kerangka konsep yang esensial.
Pada bab ini memiliki kepentingan khusus : bab ini menyajikan tinjauan umum tentang segmentasi pasar dn analisis demografi, kepuasan dan provitabilitasnya serta rencana perubahan analisis konsumen dan perubahan struktur pasar
2.2 Landasan Teori
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen. Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup.
Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali suatu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar.
Sementara itu menurut Kotler, kartajaya, Huan dan liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama, segmentasi merupakan ilmu untuk memandang pasar berdasarkan variable geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku aran stratekonsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.
2.3 Tujuan
1. Untuk menyampaikan masalah pemasaran tertentu dari perspektif penelitian konsumen.
2. Untuk membentuk pangsa dan memasarkan dengan okus yang lebih tajam pada basis dan metode pemangsaan.
III. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
3.1 Latar Belakang
Kita sekarang telah menyelesaikan ulasan mengenai berbagai proses dan pengaruh internal dan eksternal membentuk perilaku konsumen.
Pada bab ini memiliki kepentingan khusus : bab ini menyajikan tinjauan umum tentang proses pngambilan keputusan oleh konsumen, model proses pengambilan keputusan, tipe proses pengambilan keputusan, factor yang mempengaruhi pemecahan masalah, pembelian dan diagnosa perilaku konsumen.
3.2 Landasan Teori
Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Sedangkan Perilaku Pembelian Konsumen adalah Perilaku pembelian konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
3.3 Tujuan
Proses Pengambilan Keputusan
1. Pengenalan kebutuhan, tahap dimana konsumn mengenali permasalahan atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi, tahap dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.
3. Pengevaluasi alternative, tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi bernagai merekalternatif di dalam serangkaian pilihan.
4. Keputusan pembelian, tahap dimana konsumen secara actual melakukan pembelian produk.
5. Perilaku setelah pembelian, tahap dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah berdasarkan pada keputusan atau ketidakpuasan mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Perilaku Konsumen
1.1 Pemikiran yang benar tentang konsumen
1. Konsumen adalah RAJA
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Kami memberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai konsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidak mencari laba. Akhirnya, penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakkan umum.
1.2 Contoh Kasus
KRISIS UBAH PERILAKU KONSUMEN.......
Krisis keuangan global mungkin telah memaksa banyak orang menunda liburan impiannya. Namun, konsumen rupanya masih mau membelanjakan uang untuk barang yang dianggap penting, yaitu produk kecantikan dan perawatan kesehatan.
Sebuah survei internasional oleh perusahaan riset pasar, Synovate, memperlihatkan pengeluaran untuk kosmetik dan perawatan kesehatan tampaknya tetap bertahan. Padahal, merosotnya perekonomian belakangan ini telah mengubah perilaku konsumen di seluruh dunia.
Survei itu menemukan, 41% orang merencanakan membelanjakan jumlah yang sama untuk kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis ini. Hanya 27% yang mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran.
Sementara untuk produk-produk perawatan kesehatan, 55% responden mengatakan mereka akan membelanjakan jumlah yang sama. Hanya hanya 17% yang akan mengurangi pengeluaran.
Survei itu menanyai 11.500 orang di belasan negara, termasuk Brasil, Yunani, Meksiko, Belanda, Rusia, Inggris, dan AS.
Walau ada prakiraan ekonomi yang suram di negara mereka, responden dari Denmark, Brasil, dan Malaysia merupakan yang paling optimistis mengenai kekuatan perekonomian mereka. Adapun mereka yang dari AS dan Inggris adalah responden yang paling pesimistis.
AS telah terjebak dalam resesi ekonomi. Sementara data bulan Desember memperlihatkan Inggris bergerak mendekat ke resesi. Krisis ekonomi dunia muncul sejak tahun lalu, berawal dari krisis sektor perumahan AS yang kemudian memukul pasar keuangan global dan mengimbas ke perekonomian dunia.
Secara keseluruhan, konsumen di banyak negara mengatakan mereka mengurangi pengeluaran uang untuk barang- barang mewah.
Hanya 10% dari responden di Brasil yang mengakui akan membelanjakan lebih banyak untuk barang mewah. Sementara 49% penduduk Hongkong dan 72% warga Denmark mengatakan, pengeluaran mereka untuk barang-barang mewah akan tetap sama.
Lebih banyak konsumen, terutama di Brasil, Inggris, Perancis, Yunani, dan AS, mengatakan, mereka akan lebih ketat melihat harga sebelum berani melakukan transaksi.
Namun, banyak pembeli di Malaysia, Taiwan, dan Hongkong yang mengatakan mereka tidak terlalu memerhatikan harga barang sebelum membeli.
Kini, membeli tanpa perencanaan menjadi cerita lalu. Tak ada lagi pembeli yang membeli hanya karena suasana hati. Ini yang dungkapkan sekitar 82% orang Amerika, 76% orang Inggris, 78% orang Belgia, dan 70% orang Perancis.
Namun, 55% orang Hongkong dan 72% orang Denmark mengatakan membeli secara impulsif dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Orang Serbia memilih mengorbankan liburan, tetapi 81% orang Denmark menyebut tak ada yang mereka korbankan.
Sumber : www.google.com (Tias Eka Setiyoewati)
II. Segmentasi Pasar Dan Analisis Demografi
2.1 Segmentasi Pasar dan Strategi Pemasaran (Kepuasan dan Provitabilitas)
2.1.1 Pengertian Segmentasi Pasar
Berdasarkan pengertian segmentasi pasar. Dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa lasan :
1. Segmentsi memungkinkan perusahaan untuk lebih focus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani
2. Segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning.
3. Segmentasi merupakan factor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.
2.1.2 Segmentasi dan Kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
2.1.3 Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
1. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
2. Fokus pasa (Core Bussines) terpenting anda
3. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
4. Pertajam Kecerdasan Organisasi
5. Kompensasi Yang Sesuai
2.1.4 Dasar Segmentasi
Dalam menetapkan dasar segementasi Kotler (2003) ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu pertama Consumen Characteristic (karakteristik konsumen) yang merupakan variable utama dalam segmentasi yang terdidri dari :
1. Segmentasi Geografi
Pada segmentas geografi peneglompokkan dilakukan berdasarkan factor gografina, seperti berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal mahasiswa dimana dapat dikelompokkan menjadi kelompok mahasiswa yang berasal dari dalam kota Padang, luar kota Padang dalam propinsi Sumatra Barat dan luar kota Padang Propinsi Sumatra Barat.
2. Demografi Segmentasi
Pada segmentasi demografi penegelompokkan dilakukan berdasarkan variable usia, jenis kelamin, pekerjaan mahasiswa program MM.
3. Psychographic Segmentation
Pada Psychographic Segmentation pengelompokka didasarkan pada karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan sikap.
2.2 Strategi Pemasaran
Unsur Penting pembentuk relasi :
1. Nilai dan kepuasan pelanggan
Para pelanggan memilih tawaran pemasaran yang mereka percayai akan memberi nilai yang paling banyak. Mereka merasa puas dan terus membeli tawaran yang secara konsisten memenuhi atau melebihi harapan-harapan nilai mereka.
2. Nilai Pelanggan (Customer Value)
Perbedaan antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total dari sebuah tawaran pemsaran “laba” bagi pelanggan tersebut.
3. Kepuasan Pelanggan
Seberapa auh persepsi kinerja sebuah produk sesuai dengan harapan-harapan seorang pembeli.
4. Kesetiaan pelanggan dan upaya mempertahankan pelanggan
Manfaat untuk perusahaan dari pelanggan yang puas :
a. pelanggan kurang sensitive tehadap harga
b. berbicara tentang kebaikan perusahan kepada orang lain
c. tetap stia untuk periode yang lama
“Dengan kepuasan naik menyebabkan kesetiaan juga naik”
5. Meningkatkan pangsa pelanggan
a. Usaha menangkap pasar yang lebih besar dari pembelian pelanggan terhadp berbagai kategori produk mereka, baik dengan menjadi pmasook tunggal dari produk-produk yang saat ini dibeli oleh pelanggan atau dengan membujuk membeli produk perusahaan yang lain.
b. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pangsa pelanggan adalah penjuaan silang, yaitu memperoleh lebih banyak bisnis dari para pelanggan salah satu produk atau layanan saat ini dengan menjual kepada mereka sejumlah tawaran tambahan.
6. Biaya pelanggan total (total customer cost)
Moneter, waktu, energi dan psikis yang terkait dengan sebuah tawaran pemasaran.
2.3 Rencana perubahan (Analisis konsumen dan perubahan struktur pasar)
1. Analisis konsumen dan kebijakan social
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
2. Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli :
1. Pasar Persaingan Sempurna
Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli :
1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2. Pasar Monopolistik
2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
3. Pasar Oligopoli
- Relatif mudah keluar masuk pasar
3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4. Pasar Monopoli
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli:
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
perusahaan monopoli
III. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
3.1 Model Proses Pengambilan Keputusan
1.Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2.Model kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah seperti itu (yang hasilnya kurang diketahui dengan pasti).
3.2 Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
1. Masalah sederhana ( simple problem ) CORAK / JENIS MASALAH
• • Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .
• Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
• Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured problems ).
2. Masalah rumit ( complex problem )
• • Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
• Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
• • Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
• Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
• Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur / program tetap (SOP).
3. Masalah yang terstruktur
• Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
• Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
4. Masalah yg Tidak Terstruktur
Pendefinisian Masalah yg baik
• Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.
• Semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
• Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas.
• Semua pihak yg terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
• Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yg tidak jelas.
• Definisi yg dibuat harus menyatakan dg jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yg terjadi.
• Definisi yg dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
• Definisi yg dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.
3.4 Pembelian
Tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir didalam model perilaku konsumen. Sekarang konsumen harus mengambil tiga keputusan : (1) kapan membeli; (2) dimana membeli; dan (3) bagaimana membayar.
Dengan melakukan pembelian Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya.
Konsumen telah mengubah preferensi belanja dan pembelian dalam dasa-warsa
3.4.1 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan adanya keterlibatan konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan mengenai perbedaan aiantara merek.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi
Peilaku pembelian dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan tinggi tetapi melihat hanya sedikit perbedan antar merek.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Suatu situasi dimana konsum mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan yang tidak jauh antar merek.
4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi dimana konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan.
3.5 Diagnosa Perilaku Konsumen
Diagnosa merupakan pendekatan sistematis terhadap pemahaman gambaran dan kondisi terkini organisasi. Merinci hakekat permasalahan, identifikasi factor penyebab. Berikan dasar untuk pilih strategi perubahan dan tektik yang paling tepat.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1. Pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2. Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan ilmu sosiologi. Tujuan Pendekatan ini mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey.
3. Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statitika.
Contoh :
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang baik di pasar dalam negeri/domestik mapun di pasar luar negeri. Apalagi negara Indonesa yang telah melakukan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2002, hal ini berarti pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain mereka harus bersaing dengan pelaku bisnis lokal mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis luar negri karena mereka telah dibebaskan bea masuk produk yang mereka tawarkan di pasar dalam negeri. untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para pesaingnya.
BAB III
PENUTUP
I. Pengertian Perilaku Konsumen
1. Konsumen adalah RAJA
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.
II. Segmentasi Pasar Dan Analisis Demografi
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
III. Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Pada Bab ini dijelaskan tentang :
1. bagaimana model proses pengambilan keputusan
2. tipe apa saja yang ada pada proses pengambilan keputusan
3. factor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh konsumen.
4. pembelian dan diagnosa perilaku konsumen
0 komentar:
Posting Komentar