BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 23 September 2011

Tugas Metode Riset ( Review 1 Tema dalam 3 Jurnal )


Nama  : Aranita Devista
NPM   : 11209516
Kelas   : 3EA11
MK     : Metode Riset ( Riview Jurnal )


ANALISIS JURNAL 1

1. Judul                   : Analisis  Faktor - faktor yang  Mempengaruhi  Kepatuhan
  Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

   Nama Pengarang   : Khristina Setya Widyaningtyas

   Tahun                      : 2007

2. Tema                : Mutu Pelayanan Rumah Sakit

3. Latar Belakang Masalah

a.      Fenomena

  Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah-masalah fisik, psikologis, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. (Depkes,RI)
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting, namun dalam prakteknya masih banyak hambatan-hambatan yang mengakibatkan pendokumentasian belum sempurna. Kurang patuhnya perawat akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

b.      Hasil Penelitian

Hasil penelitian : menunjukan bahwa ada hubungan antara unsur tenaga (p value = 0,003), pelatihan (p value = 0,001), sarana (p value = 0,006), supervisi (p value = 0,0017), reward (p value = 0,0017), punishment (p value = 0,002), waktu (p value = 0,037), kegunaan (p value = 0,0013) dan motivasi (p value = 0,002) dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan ( p < 0,05 ; α = 0,05 ), setelah itu dilakukan uji regresi logistik untuk mencari faktor yang dominan, yaitu unsur tenaga (sig: 0,004) dan motivasi (sig: 0,011).

           
c.       Motivasi Penelitian

            Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi serta pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. (Nursalam)
Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan bisa menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar. Namun seringkali perawat belum maksimal dalam melaksanakan dokumentasi. Kelancaran pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ditentukan oleh kepatuhan perawat dikarenakan asuhan keperawatan merupakan tugas perawat sebagai tenaga profesional yang bekerja di rumah sakit selama 24 jam secara terus menerus yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, yaitu pagi, sore dan malam. Dengan porsi waktu yang cukup lama kontak dengan klien, maka perawat mempunyai andil yang cukup besar dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.


4. Masalah

              Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur dan disiplin. Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan diartikan sebagai ketaatan untuk melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai prosedur tetap (protap) yang telah ditetapkan.
                Di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus  mempunyai Tim Peningkatan Mutu Keperawatan yang salah satu tugasnya mengadakan studi dokumentasi pada setiap ruangan di rumah sakit pada 30 sampel catatan perawatan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pada bulan Maret 2007 didapatkan data rata-rata dokumentasi asuhan keperawatan 44,38%. Pada bulan November 2007 juga dilakukan studi dokumentasi lagi dan didapatkan rata-rata 58,9%. Walaupun ada peningkatan nilai tapi belum sempurna diharapkan dokumentasi keperawatan akan lebih baik lagi dan mencapai lebih dari 80%, seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan seorang perawat akan berdampak terhadap citra keperawatan secara keseluruhan dan akan dimintai pertanggungjawaban dan tanggung gugat oleh konsumen. (Nursalam)
               Upaya untuk memberikan pelayanan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat bisa ditempuh dengan terselenggaranya kegiatan pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar. Dokumentasi proses keperawatan tidak hanya bermakna sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan yang dilihat dari sisi hukum, namun dokumentasi juga bermakna penting untuk jaminan mutu, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian dan akreditasi (Nursalam).
               Rumah Sakit Mardi Rahayu sebagai rumah sakit swasta dan rumah sakit rujukan daerah tentunya mempunyai standar yang tinggi dalam pelayanan kesehatan demi terwujudnya kepuasan pasien dan peningkatan kualitas keperawatan. Perawat Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus di masa depan harus dapat memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Perawatan yang profesional dicerminkan oleh pencatatan yang profesional. Di era globalisasi, sistem pencatatan keperawatan semakin berkembang, untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus”.

5. Tujuan Penelitian

                           Tujuan umumnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
                           Tujuan Khususnya yaitu mengetahui pengaruh unsur tenaga (jumlah, pelatihan) dan sarana terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, mengetahui pengaruh unsur lingkungan manajemen (supervisi, reward dan punishment) dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, mengetahui pengaruh unsur proses (waktu, kegunaan dan motivasi) dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dan menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.


ANALISIS JURNAL 2

1. Judul                   : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien
                               Rawat Jalan Dan Rawat Inap Di Puskemas
   Nama Pengarang   : Dr. Sudibyo Supardi

   Tahun                      : 2008

2. Tema                   : Mutu Pelayanan Rumah Sakit


3. Latar Belakang Masalah

a.      Fenomena

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat pada tahun 2010. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai visi tersebut, puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat (1).
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan pasien. Kepuasan didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi, bahwa suatu produk yang dipilih dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen, sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian ulang produk yang sama. Pengertian produk mencakup barang, jasa, atau campuran antara barang dan jasa. Produk puskesmas adalah jasa pelayanan kesehatan (2).
           
b.      Hasil Penelitian

Hasil penelitian  di Jakarta menunjukkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan status ekonomi tidak berhubungan bermakna dengan kepuasan pasien rawat jalan di puskesmas. Namun demikian pendidikan rendah berhubungan bermakna dengan kepuasan pasien rawat jalan di RSU dan status ekonomi tidak mampu berhubungan bermakna dengan kepuasan pasien rawat inap di RSU. Hal ini menunjukkan bahwa pasien rawat jalan yang bertempat tinggal di pedesaan, yang umumnya berpendidikan rendah dan status ekonomi tidak mampu, lebih merasa puas terhadap pelayanan puskesmas.

c.       Motivasi Penelitian

Agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada penduduk berpendidikan rendah, status ekonomi tidak mampu di pedesaan dapat dilakukan melalui puskesmas dengan biaya yang ditanggung pemenerintah melalui Askeskin karena terbukti kelompok merekalah yang paling memanfaatkan pelayanan puskesmas.

4. Masalah

Masalah penelitian adalah belum diketahui faktor-faktor  yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan dan rawat inap di puskesmas. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi tingkat kepuasan pasien puskesmas rawat jalan dan rawat inap, serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan dan rawat inap di puskesmas. Manfaat penelitian yang diharapkan adalah informasi bagi penyusunan program di Departemen Kesehatan berkaitan dengan upaya meningkatkan pelayanan pasien puskesmas.

5. Tujuan Penelitian

            Kesimpulan analisis data SKRT 2004 tentang kepuasan pasien sebagai berikut :

1. Penilaian pasien puskesmas rawat jalan dalam hal waktu menunggu, keramahan petugas, kejelasan informasi, keikutsertaan mengambil keputusan pengobatan, kepercayaan terhadap petugas, kebebasan memilih tempat berobat, dan kebersihan ruangan pengobatan dan toilet termasuk kategori cukup memuaskan.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan di puskesmas adalah lokasi tempat tinggal di pedesaan dan adanya penanggung biaya berobat.
3. Penilaian pasien puskesmas rawat inap dalam hal waktu menunggu, keramahan petugas, kejelasan informasi, keikutsertaan mengambil keputusan pengobatan, kepercayaan terhadap petugas, kebebasan memilih tempat berobat, kebersihan ruangan pengobatan dan toilet, serta kemudahan dikunjungi keluarga atau teman termasuk kategori cukup memuaskan.
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan penduduk rawat inap di puskesmas tidak dapat dihitung karena sampelnya terlalu kecil.



ANALISIS JURNAL 3

1. Judul                   : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasien Skizofrenia di        Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta dan Sanatorium Dharmawangsa dalam Pemilihan Jalur Pelayanan Kesehatan Pertama Kali dan Keterlambatan Kontak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jiwa

   Nama Pengarang   : Dharmady Agus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

   Tahun                      : 2011

2. Tema                : Mutu Pelayanan Rumah Sakit

3. Latar Belakang Masalah

a.      Fenomena

Skizofrenia merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak menimbulkan masalah baik medik, psikologik, maupun sosial yang dapat menimbulkan disfungsi sosial, pekerjaan, maupun perawatan diri. Pengobatan psikiatri modern dan sistem pelayanan kesehatan untuk pasien gangguan mental di Indonesia sudah lebih baik, tetapi pasien dan keluarga belum memanfaatkannya dengan optimal.

b.      Hasil Penelitian

Hasil analisis regresi logistik menunjukkan : Faktor umur dan suku bangsa dari individu skizofrenia; sikap terhadap pelayanan kesehatan dari pembuat keputusan utama dan persepsi terhadap jenis awitan skizofrenia mempengaruhi pemilihan jalur pelayanan kesehatan jiwa pertama kali, sedangkan faktor pekerjaan dari individu skizofrenia; sikap terhadap pelayanan kesehatan dari pembuat keputusan utama; jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan jiwa terdekat dan persepsi terhadap jenis awitan skizofrenia mempengaruhi keterlambatan kontak ke fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.

4. Masalah

Skizofrenia merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak menimbulkan masalah baik medik, psikologik, maupun sosial yang dapat menimbulkan disfungsi sosial, pekerjaan, maupun perawatan diri. Pengobatan psikiatri modern dan sistem pelayanan kesehatan untuk pasien gangguan mental di Indonesia sudah lebih baik, tetapi pasien dan keluarga belum memanfaatkannya dengan optimal.
Skizofrenia merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak menimbulkan masalah baik medik, psikologik, maupun sosial yang dapat menimbulkan disfungsi sosial, pekerjaan, maupun perawatan diri. Pengobatan psikiatri modern dan sistem pelayanan kesehatan untuk pasien gangguan mental di Indonesia sudah lebih baik, tetapi pasien dan keluarga belum memanfaatkannya dengan optimal.

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum pola-pola perilaku pencarian jalur pelayanan kesehatan pasien skizofrenia dan keluarganya dan hal-hal yang melatarbelakanginya, sekaligus untuk mengetahui faktor penentu utama yang mempengaruhi pasien skizofrenia dalam pemilihan jalur pelayanan kesehatan pertama kali dan keterlambatan kontak ke fasilitas pelayanan kesehatan jiwa.
Individu skizofrenia dengan onset umur yang tinggi saat menderita skizofrenia kemungkinannya akan lebih memilih jalur pelayanan kesehatan jiwa pertama kali sebesar 1.1 kali dibandingkan dengan individu skizofrenia dengan onset umur yang rendah saat menderita skizofrenia.


Sumber : www.google.com